Sabtu, 24 November 2012

Ingin merubah PANCASILA ???

Ketika seorang tetangga memberi kita sebuah bungkusan hitam. Baunya harum, ketika dibuka isinya beberapa buah mangga yang telah masak dan besar-besar. Kemudian kita memakannya sekeluarga. Apa yang akan kita lakukan pada tetangga tersebut? Pasti sangat berterima kasih dan bahkan tidak akan melupakan pemberian tersebut.

Satu ketika, seorang gadis cantik memiliki kelainan pada ginjal. Usianya diprediksi oleh dokter hanya tinggal beberapa saat. Kemudian seorang temannya merelakan ginjalnya untuk didonorkan kepada gadis tersebut. Kebetulan temannya itu menyukai gadis tersebut, jadi dia rela mengorbankan apa pun untuk pujaan hatinya. Sampai pada akhirnya lelaki tersebut meninggal beberapa bulan setelah mendonorkan ginjalnya, dan si gadis hidup hingga sekarang.

Si gadis menyadari betapa besar cinta sang teman sehingga rela mengorbankan nyawanya untuk sekedar kehidupan gadis yg notabene bukan siapa-siapa. Sang gadis menangis tiap malam hingga buta matanya. Tiap hari kematian sang teman, dia menabur bunga di makamnya. Membersihkan nisannya kemudian mengecup nisan seraya mengucap "I love you"

Membaca cerita di atas seakan-akan begitu luar biasa. Tapi tahukah kita? Ada pengorbanan yang jauh lebih luar biasa dari itu semua? Pengorbanan berjuta-juta nyawa melayang, dan dari pengorbanan itu kini kita menikmati dengan leha-leha. Mari menoleh kembali pada sejarah. Mulai dari pertumpahan darah pada saat jaman kerajaan-kerajaan di Nusantara, kemudian penjajahan belanda yg kurang lebih 350 tahun, Jepang kurang lebih 3,5 tahun, belum lagi peperangan di sana-sini paska kemerdekaan. Bukankah darah dikucurkan sederas-derasnya di mana-mana? Bukankah nenek moyang kita telah menjadi budak-budak para penjajah? Keringat mereka dibayar pukulan. Siksaan adalah santapan mereka sehari-hari. Anak-anak gadis dan istri mereka menjadi bulan-bulanan para bajingan-bajingan perang. Tanah rumah mereka dirampas, harta mereka dinikmati di atas kepedihan mereka. Haus, lapar, dan air mata darah mereka benar-benar ditimba sekuat-kuatnya oleh para penjajah.

Itu semua dilakukan untuk siapa? Siapa yang saat ini menikmati hasil jerih payah kesakitan mereka? Lalu apa yang sudah kita lakukan untuk membayar semua itu? Apa pantas kita hanya duduk santai bersenang-senang untuk harga yang begitu mahal yang telah mereka bayarkan? Itu belum terjawab sudah ditambahi dengan gaya sok pahlawan ingin merubah PANCASILA yang begitu beratnya ditanam sebagai pondasi dan dibangun sebagai bangunan kokoh pengayom bangsa ini.

Begitu kakean polahnya (jw : kebanyakan tingkah) kita jika punya niat seperti itu. Baru lahir kemarin sore saja sudah macam-macam. Ilmu pas-pasan, pengalaman sedikit, kontribusi tidak ada, eeeh kok berani-beraninya seperti itu.

Bagaimana dengan persepektif agama?
Bukankah Pancasila tidak sesuai dengan Islam (misalnya)
Untuk hal tersebut insya Allah akan saya bahas pada bagian berikutnya.

Salam persatuan dan semoga bermanfaat..

Lelaki lebih lemah darimu, cantik..

Suatu ketika saya duduk di samping penasihat spiritual. Beliau seorang Habib (Keturunan Nabi Muhammad dari jalan Husain bin Ali Karramallahu Wajha). Tidak saya sebut namanya karena mungkin beliau keberatan untuk disebar luaskan identitasnya. Waktu itu saya bersama kawan saya, Ustadz Yusron Al Fahmi namanya, dia adalah calon Kyai besar ahli ilmu Qur'an insya Allah. Semoga Allah memudahkannya.

Di tengah-tengah perbincangan kami bertiga, tiba-tiba Sang Habib berbicara mengenai wanita. Padahal awalnya kami berbicara mengenai skripsi. Beliau berkata :

"Tahu ndak kalian jika lelaki itu lebih lemah dari perempuan?" dengan gaya khasnya yang berpembawaan santai dan humoris.

"Lhoh kok bisa Bib?" Jawab saya heran. Saya dan Ustadz Yusron saling pandang dengan penuh tanda tanya.

"Iya, lelaki itu lemah Di.. Yang pertama, ketika awal baligh, wanita haid pertama itu sakit, sedang lelaki mimpi basah, itu ni'mat. Yang kedua ketika malam pertama ketika menikah, wanita mengalami sakit saat selaput darahnya robek, sedang lelaki merasakan ni'mat yang tiada tara. Yang ketiga ketika berumah tangga, ibu hamil selama 9 bulan lebih kan berat, coba suami suruh gendong anaknya 1 jam saja pasti sudah mengeluh. Yang ketiga ketika melahirkan, wanita mempertaruhkan nyawanya. Sedang suami cuma bisa resah menunggu kelahiran anaknya. Kemudian yang keempat ketika sakit, laki-laki telat diberi obat istri saja marah-marah, sedang wanita mampu tersenyum dan membahagiakan suami walaupun dalam kondisi sakit."

Mendengar penyataan itu kami hanya manggut-manggut. Ini adalah realita, tetapi lelaki jarang menyadarinya. Saya pikir lelaki, termasuk saya sendiri terlalu sombong dengan otot dan kekuatan yang dimilikinya. Tetapi pada hakikatnya lelaki itu jauh lebih lemah dari wanita. Memang di sisi lain lelaki memiliki kelebihan dan otoritas yang jauh lebih banyak dari wanita. Tetapi alangkah baiknya jika setiap insan menyadari kekurangannya. Hal ini akan lebih menciptakan rasa hormat dan cinta kepada yang lain (wanita). Rasa ingin melindungi, bukan memanfaatkan atau pun mendzoliminya.


Wallahu a'lam bis shawab.

Empat Puluh Keistimewaan Wanita


  1. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang soleh.
  2. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takutkan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
  3. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.
  4. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak pria. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah- olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S.
  5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga.
  6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
  7. Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan se Suatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
  8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
  9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
  10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
  11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).
  12. Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah S.A.W. “Ibunya.”
  13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.
  14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
  15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. menatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
  16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T.
  17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
  18. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
  19. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.
  20. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
  21. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 pria yang jahat.
  22. Rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.
  23. Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi) kepada anaknya daripada badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.
  24. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.
  25. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
  26. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.
  27. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
  28. Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
  29. Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.
  30. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.
  31. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
  32. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.
  33. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
  34. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.
  35. Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.
  36. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo(2½ thn),maka malaikat-malaikat dilangit akan khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.
  37. Jika wanita memicit/mijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.
  38. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.
  39. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.
  40. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.

Proses Penciptaan Wanita

Ketika Tuhan menciptakan wanita, Malaikat datang dan bertanya, “Mengapa begitu lama Tuhan?”
Tuhan menjawab, “ Sudahkah engkau lihat semua detail yang Aku buat untuk menciptakan mereka? Dua tangan ini harus bisa membersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian, yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan…dan semua dilakukannya dengan dua tangan ini”.

Malaikat itu takjub, “Hanya dengan 2 tangan?...Impossible!”
“Oh tidak!!Aku akan menyelesaikan ciptaan hari ini, karena ini adalah ciptaan favoritku, oh iya dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja selama 18 jam sehari”.

Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan Tuhan itu, “ Tapi Engkau membuatnya begitu lembut Tuhan?”
“Yah, Aku membuatnya begitu lembut, tapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang Aku berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa”.

“Dia bisa berpikir?” Tanya Malaikat
Tuhan menjawab, “Tak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi. Manusia akan menyebutnya PEREMPUAN, dia akan menjadi ciptaanKu yang paling dihormati karena darinya akan lahir pembesar dan penguasa bumi”.

Malaikat itu menyentuh dagunya..
“Tuhan, Engkau buat ciptaan ini kelihatan lelah dan rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya”.
“ Itu bukan lelah atau rapuh…itu Air Mata”, jawab Tuhan.
“ Untuk apa?” Tanya Malaikat.
Tuhan melanjutkan, “Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebahagiaan”.
“Engkau memikirkan segala sesuatunya. Wanita ciptaanMu ini akan sungguh menakjubkan!” seru Malaikat.

Tuhan tersenyum, kataNya, “Wanita ini akan mempuyai kekuatan mempesona bagi laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan laki-laki. Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, terharu saat tertawa, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Dia tidak menolak kalo melihat yang lebih baik. Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat”.

CINTANYA TANPA SYARAT
“ Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang. Dia girang dan bersorak saat melihat temannya tertawa. Dia begitu bahagia mendengar kelahiran. Hatinya begitu sedih saat mendengar berita sakit dan kematian. Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup, dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka”.

Tuhan terdiam sejenak, lalu Dia berkata “Hanya 1 kekurangan dari Wanita.
“DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA..”

Karena tugasnya itulah perempuan diberi kekuatan oleh Allah..
Allah telah memberikan kekuatan pada perempuan, karena di tangannya akan terlahir penerus keturunan.

Anak yang baik terlahir dari kehebatan seorang ibu yang mengasuh dan membesarkannya.
Di balik kesuksesan suami, ada istri yang hebat yang mendampinginya.

Sejatinya wanita harus di perlakukan dengan baik, agar jiwanya terbangun dengan kasih sayang dan kesabaran. Kasih dan sayang sepanjang waktu dalam mendampingi anak-anak dan keluarganya tanpa perasaan tersakiti.

Jumat, 23 November 2012

Kenapa Birokrasi di Indonesia Perlu Diperbaiki?


 

Birokrasi hanya warisan kolonial.
Segala sesuatu perlu perbaikan menuju arah yang lebih baik. Segala ciptaan manusia bersifat lemah dan jauh dari kesempurnaan secara hakiki. Begtu pula dengan birokrasi yang juga merupakan produk kreativitas manusia. Seandainya birokrasi kita telah memenuhi standartkualitas yang baik, maka tetap diperlukan perbaikan. Dinamika perubahan menuju yang lebih baik sangat diperlukan di dalam segala hal, utamanya yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat.
Bisa dikatakan bahwa sistem birokrasi kita adalah warisan turun temurun dari Kolonial Belanda. Karena bangsa kita belum pernah mengenal birokrasi sebelumnya. Hanya ada sistem kerajaan secara konvensional. Sejak awal dipegang penjajah, wajah kotor birokrasi telah ada dengan adanya kecurangan, penyimpangan, KKN dan lain sebagainya. Mungkin penyakit mental birokrat ini juga merupakan warisan gen secara sosial yang sulit untuk diputus mata rantainya. Secara sederhana mungkin dapat dikatakan bahwa itu adalah budaya.
Birokrat itu hanyalah pelayan rakyat.
Sayangnya buruknya budaya itu tida membuat hati dan pikiran bangsa Indonesia untuk lebih baik, justru menjadi arena berebut kekuasaan dalam ranah birokrasi untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Perlu diketahui bahwa birokrasi adalah sistem pelayanan untuk masyarakat. Berarti hakikatnya masyarakatlah yang dilayani atau saya katakan bahwa masyarakat adalah bos, sedangkan birokrasi adalah sistem untuk melayani sang bos dengan para pembantu dan pekerjanya adalah para pegawai birokrat.
Jika melihat secara substansial seperti ini, maka posisi rakyat adalah lebih tinggi. Harusnya masyarakat lebih dihormati dan ditakuti oleh birokrasi. Namun apa yang terjadi? Dengan dalih nama “PEJABAT”, mereka ingin dihormati dan dilayani. Ini sangat terbalik sekali dengan fungsi dan tugas mereka. Dalam bahasa kasar saya para birokrat bahkan Walikota hingga Presiden itu sebenarnya adalah pembantu kita.  Hanya saja karena karena pergeseran rasa dalam moralitas kita, maka masyarakat memberikan penghargaan kehormatan atas jasa mereka.
Permasalahan pertama.
Jadi penyakit pertama yang harus dirubah adalah para birokrat yang lupa diri bahwa mereka tidak lebih dari seorang pelayan. Yang disebut pelayan harus mau disuruh-suruh dan taat kepada majikannya. Dalam hal ini maksudnya adalah bahwa birokrat harus benar-benar melayani sepenuh hati. Bukan malah sebaliknya ingin dilayani dan dihormati. Saya kira jika para birokrat itu sadar bahwa siapa sebenarnya mereka, itu akan membawa dampak yang sangat baik bagi tataran birokrasi kita.
Rezim Administrasi.
Pembahasan birokrasi tidak akan pernah lepas dari pembahasan administrasi. Ini karena dalam birokrasi, asal semua bisa dipertanggung jawabkan secara administrasi maka semua dianggap telah sesuai target dan aturan. Seorang koruptor dapat hidup tenang dan berfoya-foya dengan uang rakyat yang berputar di birokrasi cukup hanya dengan permainan data administrasi. Sedangkan orang yang jujur justru bisa menjadi bulan-bulanan karena kelalaian administrasi. Menurut saya, kata birokrasi itu lebih pantas disebut dengan REZIM ADMINISTRASI. Semuanya harus kuantitatif dan saya adalah penentang kuantitatif murni. Tidak semua hal itu dapat disimbolkan dengan data dan angka.
Baik, sedikit menyimpang, misalnya adalah dalam pendidikan. Berapa banyak dosen yang benar-benar tulus medidik mahasiswanya? Saya kira hanya segelintir orang saja. Dan itu sangat mudah dirasakan dari mimik dan feel penyampaian para dosen. Kenapa? Karena rata-rata dosen hanya mengejar SKS dan target silabus. Sehingga penilaian pun bersifat kuantatif, asal nilai quiz dan ujian bagus maka IP pun bagus. Tidak peduli itu nilai dari mana. Memang selalu ada pengawasan dalam ujian, tetapi apakah itu menjamin kemurnian nilai?
Permasalahan kedua.
Nah, kembali lagi pada permasalahan administrasi, bahwa data berbasis kuantitatif itu sangat mudah dimonopoli dan dimanipulasi. Maka tidak seharusnya segala sesuatu itu mendewakan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sehingga hal ini merupakan yang kedua yang perlu diperbaiki. Perlu ada pertimbangan moral dan kesehatan mental yang baik di tubuh birokrasi. Sebagai contoh adalah proyek bantuan kepada rakyat miskin, dengan pertanggung jawaban administrasi yang baik maka korupsi akan dianggap legal. Coba jika pertanggung jawaban dalam birokrasi adalah pertanggung jawaban moral, pasti akan lebih baik lagi.
Birokrasi adalah arena saling menjatuhkan.
Di dalam Birokrasi, saling menjatuhkan adalah sebuah permainan yang dianggap biasa. Dalam satu divisi bisa saja dan pasti setiap individu memiliki kepentingan-kepentingan pribadi. Ini di luar sebagian kecil orang yang memiliki ketulusan. Maka ini kembali lagi seperti pada pembahasan ketidak efisienan birokrasi. Perlu ditata ulang bagaimana para birokrat memiliki jiwa sosial dan ketulusan yang dalam guna pengabdian tersebut.
Kesimpulan
Sebenarnya sama saja dengan pembahasan pada topik ketiak efisienan birokrasi, pada intinya yang harus diperbaiki adalah mesin dan operator birokrasi, yakni sistem dan pelakunya. Sebenarnya masih sangat banyak hal yang perlu diperbaik jika dikritisi secara eksplisit atau detail. Namun beberapa yang saya paparkan itu kiranya telah mencakup garis-garis besar penyimpangan atau ketidak seimbangan yang perlu diperbaiki dalam tubuh birokrasi.

Kenapa Birokrasi Kita Tidak Efisien?


 

Birokrasi adalah wadah layanan.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa birokrasi adalah sebuah sistem layanan untuk masyarakat. Sekali lagi jangan sampai kita lupa, bahwa birokrasi merupakan sebuah wadah untuk melayani segenap kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang perlu diorganisir secara prosedural dan tertib. Kebutuhan-kebutuhan yang dilayani adalah dalam bidang kesehatan, kependudukan, sosial, pendidikan dan lain-lainnya.


Namun juga ladang emas.
Sebagai ladang emas yang sangat potensial, tentunya birokrasi menjadi rebutan setiap orang. Ladang emas di sini hanya dapat ditambang dengan cara yang ilegal atau bahasa kasarnya adalah dengan cara ‘kotor’. Jika tidak dengan cara kotor, maka gaji para pegawai birokrasi sangat terbatas sesuai dengan jabatan dan golongannya. Tentunya jika kita tahu, gaji birokrat tidaklah banyak. Ya, tidak sebandinglah dengan nilai suap menyuap untuk bisa menjadi birokrat yang nilainya mencapai kisaran Rp. 200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah), atau bahkan bisa lebih.
Tetapi fokus pembahasan kali ini bukan mengenai gaji atau motif para birokrat ketika masuk dan berikrar mengabdi kepada masyarakat lewat sistem birokrasi. Topik kali adalah mengenai ketidak efisienan birokrasi di Indonesia. Tentang kenapa dan bagaimana ketidak efisienan ini terjadi. Tentunya sesuatu yang tidak efisien sudah jelas merugikan, dalam hal ini merugikan masyarakat sebagai subjek yang dilayani.

Kalah dengan pelayanan BANK Swasta
Mari kita bandingkan dengan pelayanan BANK-BANK Swasta, sebagai contoh dalam pembuatan akun sebagai nasabah baru misalnya, kita semua pasti sepakat bahwa pelayanannya sangat mudah dan cepat. Padahal kita tahu bahwa isi serta fungsi buku tabungan dan ATM lebih lengap dan rumit daripada KTP, tetapi kenapa kemudian pengurusan KTP menjadi lebih rumit? Nah pertanyaan inilah yang merupakan tanda tanya besar mengenai kenapa birokrasi kita sangat pantas untuk dikatakan bahwa tidak efisien.

Antara sistem dan birokrat
Berbicara mengenai birokrasi, maka tidak lepas dari dua unsur, yakni sistem dan oknum birokrasi (birokrat). Sehingga yang menjadi sorotan dalam hal ini adalah dua objek tersebut. Baik buruknya birokrasi tidak lepas dari sistem dan pelaku sistem. Sistem yang bagus, namun pelakunya bermental buruk dan berbuat kontraproduktif, maka birokrasi akan tetap menjadi tidak efisien, bahkan mungkin akan mengalami banyak masalah. Begitu pula kualitas birokrat yang baik namun tidak didukung oleh sistem yang memadai tetap akan menjadi masalah dalam efektifitas birokrasi.

Sudah sering reformasi.
Seiring dengan tiap pergantian kabinet, maka terjadi pula amandemen kebijakan dalam tubuh birokrasi. Sehingga bisa dibilang, selalu ada perubahan dalam sistem tersebut. Namun faktanya, tetap saja birokrasi menjadi sebuah perbincangan atas ketidak efisienannya. Sebagai contoh, untuk mengurus KTP saja terlalu lama prosedurnya. Jika ATM bisa ditunggu hanya dalam hitungan menit, maka KTP bisa berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Ini biasanya dijadikan umpan agar ada upeti lebih untuk mulusnya pengurusan KTP sehingga lebih cepat. Saya katakan upeti karena pungutan semacam itu tidak jauh bedanya dengan iuran paksa pada jaman dahulu. Hanya saja penarikan uang liar tersebut terselubung di balik seragam coklat kusam para pegawai.

Jika bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah?
Begitulah sistem digunakan untuk meraup keuntungan para birokratnya. Seakan-akan prinsip dari sistem saat ini adalah “Jika bisa lama dan sulit, kenapa harus dibuat cepat dan mudah?”. Dan memang begitulah yang dapat dirasakan dari pelayanan-pelayanan negara. Sangat jauh dari efisien, yang ada hanya buang-buang waktu, tenaga dan uang. Membuat akun facebook saja yang bertaraf internasional sangat mudah dan cepat, nah kenapa membuat surat keterangan atau surat pindah saja sulitnya bukan main?

Masih banyak kebobrokan lain.
Kebobrokan sistem yang saya paparkan pada paragraf di atas hanyalah segelintir contoh saja. Itu baru kebijakan dalam pelayanan secara nyata kepada masyarakat. Jika mau ditelisik lebih jauh, akan didapatkan begitu banyak penyimpangan. Seperti monopoli dalam proyek-proyek kesehatan, pendidikan, sosial bahkan proyek bantuan kepada rakyat miskin pun dimonopoli utuk memperkaya diri. Jika demikian adanya, maka para oknum tersebut memperoleh kekayaan dari rakyat miskin yang mungkin detik ini anaknya sedang merengek lapar. Sangat ironis dan cukup memalukan.

Juga kebobrokan pembuat sistem.
Berbicara kebobrokan sistem, maka akan terkait dengan kerusakan moral pembuat sistem itu. Maka oknum lagi-lagi menjadi sumber sorotan utama dalam pembahasan ini. Jika dari proses masuknya sang pegawai sudah dibumbui dengan kecurangan, maka jelas motivasinya adalah bereorientasi material. Jika orientasinya adalah materi, maka tidak ada ketulusan. Jika ketulusan itu tidak lagi ada, maka bukan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan, tetapi mencekik masyarakatlah yang akan dilakukan.

Rendahnya kualitas SDM.
Kualitas SDM (birokrat) yang rendah adalah hal yang fatal, namun sudah dapat dipastikan bahwa kualitas birokrat hasil titipan (suap atau nepotisme) adalah sangat-sangat rendah dan tidak ada nilainya. Bisa-bisa ijazah pun hasil beli cuma-Cuma. Jika sudah demikian, kemajuan apalagi yang bisa kita harapkan dari birokrasi di Indonesia? Mungkin gigit jari dan bengong adalah ekspresi yang akan terpaksa dialami jika ada harapan demikian.
Seperti yang saya katakan diatas bahwa birokrasi adalah ladang emas. Bisa juga dikatakan sebagai mata air yang sangat menyegarkan di tengah-tengah padang pasir yang terik. Karena itu lah para calon-calon pelayan masyarakat berlomba-lomba untuk bisa masuk di dalamnya. Akan sangat menyenangkan jika bisa masuk dan menambang sebanyak-banyaknya. Dari banyaknya peminat inilah yang kemudian juga menimbulkan banyaknya birokrat yang ada.

Terlalu banyak kuota.
Saya cukup heran dengan kuota penerimaan CPNS setiap tahunnya. Berapa banyak yang diterima tersebut mungkin saja tidak diimbangi dengan sudah banyaknya birokrat dan kebutuhan akan pegawai. Kalau pun memang membutuhkan banyak pegawai, itu pun bagi saya masih tidak efisien. Karena sistem yang baik adalah sistem dengan pelaku atau operator yang sedikit. Di sinilah peran pengembangan TIK menjadi sangat krusial guna lancarnya birokrasi. Pelayanan publik berbasi TIK dan internet mungkin solusi yang cukup baik untuk pengatasan masalah tersebut.

Bagaimana dengan BANK?
Coba kembali kita lihat di BANK, berapa costumer service dan teller-nya? Dengan beberapa costumer service dan teller saja segala urusan perbankan dapat dilaksanakan dengan optimal. Ini karena semua telah dipersiapkan dengan mesin atau teknologi. Dan kualitas SDM-nya pun sangat bagus. Berbiacara kualitas maka juga berbicara dengan kualitas perekrutan. Ini yang selanjutnya nanti akan dibahas dalam topik “Kenapa Birokrasi di Indonesia Perlu Diperbaiki?”

Garis Besar
Dapat disimpulkan bahwa permasalahan tidak efisiennya birokrasi itu sebenarnya permasalahan sistem dan permasalahan birokrat. Mengenai sistem, secara garis besar yang menjadi sorotan saya adalah dalam bidang pelayanan. Pelayanan yang buruk, berbeli-belit dan terlalu lama adalah sebuha indikator utama betapa tidak efisiennya birokrasi di tanah air. Belum lagi sistem-sistem lain dalam praktik birokrasi di Indonesia seperti dalam proyek pembangunan, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya, masih banyak sekali terjadi penyimpangan.

Dua Permasalah Krusial
Kemudian mengenai birokrat, ada dua permasalahan krusial. Yang pertama adalah banyaknya birokrat dalam tataran birokrasi, dengan melibatkan terlalu banyak orang maka akan terlalu banyak pula kepentingan pribadi dan kelompok yang memungkinkan terjadinya penyimpangan. Permasalahan yang kedua adalah kualitas SDM dalam birokrasi, karena penerimaan dan pola di dalam birokrasi sudah tidak sehat lagi, maka orang berkualitas rendah bisa dijadikan pimpinan sedangkan orang bergelar Doktor bisa dikotak ke wilayah terpencil menjadi tukang stempel.
Peristiwa di atas sudah banyak terjadi. Dan saya tahu sendiri hal tersebut, di mana seorang pakar pendidikan bergelar Doktor yang sebenarnya berada pada jabatan pusat di Surabaya harus menerima kenyataan dimutasi ke daerah Malang Selatan menjadi tukang stempelnya kecamatan. Ini semua karena dalam birokrasi, monopoli kekuasaan itu biasa. Siapa yang di atas dialah yang berkuasa, semua harus tunduk pada atasan. Ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran birokrat untuk benar-benar tulus mengabdi pada masyarakat.

Konklusi
Itulah beberapa hal yang merupakan wujud nyata betapa  tidak efisiennya birokrasi kita. Hal-hal semacam itu cukup memperihatinkan. Birokrasi yang semestinya adalah sebuah wadah pelayanan harus menjadi tabung monopoli yang sarat dengan kecurangan dan kejahatan terselubung. Hal-hal semacam itulah yang sebenarnya juga menghambat perkembangan Indonesia sendiri.

Senin, 09 Januari 2012

Parafilia

Pernahkah anda bertemu orang dengan perilaku seksual yang berbeda dan tidak biasa seperti mempertontonkan kemaluannya di depan umum, atau melakukan hubungan seksual dengan binatang bahkan dengan benda mati?

Keanehan-keanehan tersebut sebenarnya merupakan beberapa bentuk penyimpangan seksual yang tergabung dalam Parafilia, sebutan untuk sekumpulan penyimpangan seksual, meskipun biasanya hanya terdapat satu jenis penyimpangan seksual pada seorang pasien. Diagnosis Parafilia dapat ditegakkan oleh dokter jika pasien menunjukkan beberapa gejalaApa saja bentuk-bentuk penyimpangan seksual yang dapat terjadi?

Eksibisionisme
Jika seseorang senang mempertontonkan alat genitalnya di depan umum atau didepan orang yang tak dikenal sekalipun, yang mana perbuatan ini mempengaruhi kehidupan sosial dan produktivitasnya dan berlangsung minimal selama 6 bulan.

Fetihisme
Jika seseorang memiliki dorongan seksual yang kuat terhadap benda-benda mati, yang mana perbuatan ini mempengaruhi kehidupan sosial dan produktivitasnya dan berlangsung minimal selama 6 bulan.

Froteurisme
Jika seseorang senang menyentuh atau meraba dengan dorongan seksual tertentu pada orang lain yang bukan pasangannya (biasanya di keramaian) secara sengaja, yang mana perbuatan ini mempengaruhi kehidupan sosial dan produktivitasnya dan berlangsung minimal selama 6 bulan.

Pedofilia
Jika seseorang memiliki dorongan seksual yang kuat terhadap bahkan melakukan hubungan seksual dengan anak dibawah umur (minimal 5 tahun lebih muda), yang mana perbuatan ini mempengaruhi kehidupan sosial dan produktivitasnya dan berlangsung minimal selama 6 bulan.

Masokis
Masokis secara seksual adalah keinginan atau dorongan seks yang kuat untuk disiksa olah pasangan seksnya didasari dari perasaan puas yang timbul jika dirinya tersiksa atau teraniaya. Penyimpangan ini mempengaruhi kehidupan sosial dan produktivitasnya dan berlangsung minimal selama 6 bulan.

Sadisme
Sadisme secara seksual adalah kepuasan melihat orang lain teraniaya, yakni kebalikan dari masokisme.

Transvestic Fetihisme
Jika seseorang mendapatkan kepuasan seksualnya dengan memakai pakaian-pakaian lawan jenisnya. Penyimpangan ini mempengaruhi kehidupan sosial dan produktivitasnya dan berlangsung minimal selama 6 bulan.

Voyeurisme
Jika seseorang mendapatkan kepuasan seksual dengan melihat alat genital orang lain atau dengan melihat orang lain melakukan hubungan seks. Penyimpangan ini mempengaruhi kehidupan sosial dan produktivitasnya dan berlangsung minimal selama 6 bulan.

Necrofilia
Kepuasan seksual yang didapatkan dengan melakukan hubungan seks dengan mayat.

Zoofilia
Kepuasan seksual dengan berhubungan seks dengan binatang.

Parsialisme
Jika seseorang hanya terangsang dengan satu saja bagian tubuh dari pasangannya.

Kropofilia
Kepuasan seksual yang diperoleh dari feses.

Urofilia
Kepuasan seksual yang didapat dari urin

Masturbasi
Kepuasan seksual yang didapatkan dari diri sendiri

Autoginefilia
Kepuasan seks dengan melihat foto diri atau membayangkan dirinya berpakaian dan beratribut seperti lawan jenis.

Asfiksinofilia
Kepuasan seks dengan membuat dirinya mengalami hipoksia.

Infantofilia
Kepuasan seks dengan berhubungan dengan bayi

Penyebab pasti parafilia sampai saat ini masih diteliti, namun beberapa teori menyatakan bahwa kerusakan thalamus dan korteks otak dapat mengganggu proses penyaringan informasi yang masuk sehingga memperbesar kecenderungan seseorang mengalami parafilia. Penelitian lebih lanjut mengenai hal ini tentu saja masih diperlukan.
 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review